Selasa, 26 April 2016

10:53:00 PM
3



Semua orang berlomba-lomba untuk menggapai impian masing-masing. Namun tak jarang pula mereka yang masih ragu untuk keluar dari ‘comfort zone’. Menuju tak terbatas dan melampauinya, kalimat yang mencerminkan bahwa kemampuan seseorang bukan hanya berada dalam zona tertentu namun kemampuan seseorang dapat terus digali tanpa batas.

Generasi muda Bangsa Indonesia seharusnya menanamkan kalimat ini, atau setidaknya mengimplementasikan kalimat ini dengan sebenar-benarnya,  bukan ‘semau-maunya’.
Menuju tak terbatas dan melampauinya, generasi muda seharusnya berupaya untuk memecahkan batas kemampuan diri masing-masing, melampauinya lalu mengharumkan nama Indonesia di mancanegara, atau setidaknya pahami batas kemampuan masing-masing dan berubah untuk diri sendiri.
Tak banyak generasi muda bangsa Indonesia yang mampu melampaui batas kemampuan diri lalu mengharumkan negara Indonesia, namun tidak sedikit pula generasi muda bangsa Indonesia yang mampu melampaui batas norma yang berlaku dimasyarakat sehingga membentuk cerminan buruk dalam hal etika, kesopanan bahkan tak jarang yang melakukan hanyalah penghinaan terhadap bangsa mereka sendiri, Bangsa Indonesia.

Generasi muda seringkali mengagung-agungkan nilai estetika dari suatu benda atau perbuatan yang dilakukan, namun banyak pula diantara mereka yang sebenarnya tidak mengerti apa arti dari kata estetika. Mereka melakukan sesuatu hal yang mereka pikir hal itu didasari dari nilai estetika namun yang sebenarnya terjadi adalah hal yang mereka lakukan didasari oleh kesenangan semata bukan sebuah keindahan yang dapat dirasakan. Estetika merupakan ilmu yang membahas mengenai bagaimana keindahan bisa terbentuk dan bagaimana supaya dapat merasakannya. Pandangan megenai estetika setiap individu memang berbeda, namun jika hal yang dilakukan sudah mengurangi etika maka hal itu tidak dapat disebut dengan estetika.

Kurangnya pemahaman akan estetika membuat segelintir orang dengan mudahnya terjerumus dalam hal-hal yang cenderung negatif. Generasi muda bangsa Indonesia sejatinya cukup cerdas dalam hal memilih mana jalan yang layak diarungi, dan mengetahui kemana aliran sungai akan bermuara. Namun peradaban yang melaju sangat pesat membuat generasi muda memiliki rasa keingintahuan yang sangat tinggi dalam mencoba berbagai hal baru. Peradaban pun menjadi salah satu faktor penyebab kurangnya etika dan rasa estetika yang dimiliki oleh generasi muda. Peradaban dengan kemajuan teknologi yang tinggi memudahkan terjadinya pertukaran budaya antar negara.

Setiap negara memiliki norma masing-masing yang tentunya berbeda antara negara yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, ketika budaya negara lain masuk ke Indonesia dan masyarakat menerapkannya maka tak jarang akan menimbulkan pelanggaran norma yang berlaku sehingga berkuranglah etika yang dimiliki oleh seseorang.

Segelintir orang sangat bangga saat mereka dapat menerapkan budaya asing di Negeri ini. Tanpa mereka sadari mereka perlahan mengubur budaya asli Bangsa Indonesia yang bahkan memiliki nilai estetika yang sangat tinggi. Mereka bangga memajukan bangsa lain dengan menggunakan produk-produk luar negeri.

Dimana hati dan pikiran kalian saat kalian dengan semangat berlomba melestarikan budaya negara lain?

Menuju tak terbatas dan melampauinya, berusahalah untuk memecahkan batas kemampuan diri sendiri, melampauinya lalu mengharumkan nama bangsa Indonesia. Bukan memecahkan batas norma yang berlaku lalu mempermalukan bangsa Indonesia.

3 komentar: