Semua orang berlomba-lomba
untuk menggapai impian masing-masing. Namun tak jarang pula mereka yang masih
ragu untuk keluar dari ‘comfort zone’. Menuju tak terbatas dan melampauinya, kalimat
yang mencerminkan bahwa kemampuan seseorang bukan hanya berada dalam zona
tertentu namun kemampuan seseorang dapat terus digali tanpa batas.
Generasi muda Bangsa
Indonesia seharusnya menanamkan kalimat ini, atau setidaknya
mengimplementasikan kalimat ini dengan sebenar-benarnya, bukan ‘semau-maunya’.
Menuju tak terbatas dan
melampauinya, generasi muda seharusnya berupaya untuk memecahkan batas
kemampuan diri masing-masing, melampauinya lalu mengharumkan nama Indonesia di
mancanegara, atau setidaknya pahami batas kemampuan masing-masing dan berubah
untuk diri sendiri.
Tak banyak generasi muda
bangsa Indonesia yang mampu melampaui batas kemampuan diri lalu mengharumkan
negara Indonesia, namun tidak sedikit pula generasi muda bangsa Indonesia yang
mampu melampaui batas norma yang berlaku dimasyarakat sehingga membentuk
cerminan buruk dalam hal etika, kesopanan
bahkan tak jarang yang melakukan hanyalah penghinaan terhadap bangsa mereka
sendiri, Bangsa Indonesia.
Generasi muda seringkali mengagung-agungkan
nilai estetika dari suatu benda atau
perbuatan yang dilakukan, namun banyak pula diantara mereka yang sebenarnya
tidak mengerti apa arti dari kata estetika.
Mereka melakukan sesuatu hal yang mereka pikir hal itu didasari dari nilai estetika namun yang sebenarnya terjadi
adalah hal yang mereka lakukan didasari oleh kesenangan semata bukan sebuah
keindahan yang dapat dirasakan. Estetika
merupakan ilmu yang membahas mengenai bagaimana keindahan bisa terbentuk dan
bagaimana supaya dapat merasakannya. Pandangan megenai estetika setiap individu memang berbeda, namun jika hal yang
dilakukan sudah mengurangi etika maka
hal itu tidak dapat disebut dengan estetika.
Kurangnya pemahaman akan estetika membuat segelintir orang
dengan mudahnya terjerumus dalam hal-hal yang cenderung negatif. Generasi muda
bangsa Indonesia sejatinya cukup cerdas dalam hal memilih mana jalan yang layak
diarungi, dan mengetahui kemana aliran sungai akan bermuara. Namun peradaban yang melaju sangat pesat
membuat generasi muda memiliki rasa keingintahuan yang sangat tinggi dalam
mencoba berbagai hal baru. Peradaban pun
menjadi salah satu faktor penyebab kurangnya etika dan rasa estetika yang
dimiliki oleh generasi muda. Peradaban dengan
kemajuan teknologi yang tinggi memudahkan terjadinya pertukaran budaya antar
negara.
Setiap negara memiliki norma
masing-masing yang tentunya berbeda antara negara yang satu dengan yang
lainnya. Oleh karena itu, ketika budaya negara lain masuk ke Indonesia dan
masyarakat menerapkannya maka tak jarang akan menimbulkan pelanggaran norma
yang berlaku sehingga berkuranglah etika
yang dimiliki oleh seseorang.
Segelintir orang sangat
bangga saat mereka dapat menerapkan budaya asing di Negeri ini. Tanpa mereka
sadari mereka perlahan mengubur budaya asli Bangsa Indonesia yang bahkan
memiliki nilai estetika yang sangat
tinggi. Mereka bangga memajukan bangsa lain dengan menggunakan produk-produk
luar negeri.
Dimana hati dan pikiran kalian
saat kalian dengan semangat berlomba melestarikan budaya negara lain?
Menuju tak terbatas dan
melampauinya, berusahalah untuk memecahkan batas kemampuan diri sendiri,
melampauinya lalu mengharumkan nama bangsa Indonesia. Bukan memecahkan batas
norma yang berlaku lalu mempermalukan bangsa Indonesia.
Bagus sekali kak
BalasHapusTerimakasih🙏
HapusBuzz Lightyear 🙌🏻
BalasHapus