Selasa, 26 Januari 2016

3:05:00 PM
1
OPINI MENGENAI GEPENG DAN WANITA MALAM
MAKALAH
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah
 Ilmu Sosial Dasar
Dosen :
Edi Fakhri, SS., M.Sos




   

Disusun oleh :
Saviera Andriany        56415443


PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
BEKASI
2016





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kemudahan, sehingga saya dapat menyelesaian makalah yang berjudul “Opini Mengenai Pengemis dan Wanita Malam” hingga akhir.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang saya miliki, kekurangan pasti masih ada dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.


PENYUSUN




DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................... i

Daftar Isi............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................... 1

1.4 Manfaat Penulisan......................................................................... 2


BAB II LATAR BELAKANG
2.1 Pengertian Pengemis dan Wanita Malam......................................2

2.2 Pembahasan..............................................................................2 - 3


BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................4

3.2 Saran.............................................................................................4

Daftar Pustaka.....................................................................................5



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Tidak dapat dipungkiri pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan jumlah penduduk yang tidak terbatas ini hampir tidak memiliki dampak positif, hal ini seringkali memberikan dampak negatif. Salah satunya di sektor ekonomi. Lapangan pekerjaan yang sangat terbatas dan perusahaan yang semakin selektif dalam merekrut pekerjanya membuat segelintir orang yang memiliki pengetahuan yang minim tidak mampu bersaing dengan mereka yang berpendidikan tinggi.
Kebutuhan ekonomi yang terus meningkat mendesak mereka melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan sesuap nasi. Tidak sedikit diantara mereka menghalalkan berbagai macam cara untuk mendapatkan uang. Tidak heran tingkat kejahataan di kota-kota besar di Indonesia meningkat pesat. Banyak orang yang merasa dirugikan, namun mereka pun tak mampu berbuat sesuatu untuk mengubah kondisi ini.
Banyak diantara mereka yang memilih untuk menjadi pengemis bahkan tak jarang mereka memilih untuk menjadi wanita malam. Orang banyak berpikir bahwa mudah sekali menjadi seorang pengemis, hanya dengan memasang wajah memelas dengan baju compang-camping dan duduk berjam-jam di pinggir jalan ramai mereka lantas mendapatkan uang. Dan sebagai wanita malam, mereka mungkin membutuhkan keberanian yang sangat besar untuk pertama kalinya. Itu semua mereka lakukan demi kelangsungan hidup.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1.       Jelaskan arti kata gepeng dan wanita malam?
2.       Apa faktor yang menjadikan mereka sebagai gepeng (gelandangan dan pengemis) dan wanita malam sebagai profesi mereka?
3.       Apa dampak sosial yang mereka dapatkan dari lingkungan sekitar?
4.       Bagaimana cara mengurangi jumlah gepeng dan wanita malam?

1.3 TUJUAN PENULISAN
1.      Menjelaskan arti kata gepeng dan wanita malam.
2.      Mengetahui apa saja faktor yang membuat seseorang menjadi gepeng (gelandangan dan pengemis) dan wanita malam.
3.      Manjabarkan dampak sosial yang didapat atas profesi mereka.
4.      Menjelaskan cara mengurangi jumlah gepeng dan wanita malam.

1.4 MANFAAT PENULISAN
1.      Setelah membaca makalah ini diharapkan para pembaca untuk tidak lagi meremehkan dan memandang para gepeng sebelah mata, walaupun hal ini tidak dibenarkan.
2.      Para pembaca dapat sedikit mengerti apa yang mereka rasakan.
3.      Menambah pengetahuan mengenai gepeng dan pengemis.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN GEPENG DAN WANITA MALAM
2.1.1 GEPENG
Gepeng merupakan singkatan dari kata gelandangan dan pengemis. Masyarakat Indonesia secara umum sudah sangat akrab dengan akronim/singkatan “gepeng” (gelandangan dan pengemis) tersebut yang mana tidak hanya menjadi kosakata umum dalam percakapan sehari-hari dan topik pemberitaan media massa, tetapi juga sudah menjadi istilah dalam kebijakan pemerintah merujuk pada sekelompok orang tertentu yang lazim ditemui di kota-kota besar. Kosakata lain yang juga sering digunakan untuk menyebutkan keberadaan gelandangan dan pengemis tersebut di masyarakat Indonesia adalah tunawisma.
Apabila kita lihat dan bandingkan dengan fenomena gelandangan dan pengemis yang terjadi di luar negeri seperti Amerika Serikat, maka istilah yang populer digunakan di Amerika Serikat untuk menyebutkan gelandangan dan pengemis adalah homeless.
Menurut ketentuan Peraturan Pemerintah RI No. 31 Tahun 1980 tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis yang dimaksud dengan gelandangan dan pengemis tersebut adalah sebagai berikut:
·         Gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara di tempat umum;
·         Pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di muka umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain.
2.1.2 WANITA MALAM
Wanita malam atau disebut juga pelacur merupakan profesi yang menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan seksual pelanggan. Biasanya pelayanan ini dalam bentuk pelayanan seks. Pelacuran atau prostitusi adalah penjualan jasa seksual, seperti seks oral atau hubungan seks, untuk uang. Seseorang yang menjual jasa seksual disebut pelacur, yang kini sering disebut dengan istilah pekerja seks komersial (PSK).
Di kalangan masyarakat Indonesia, pelacuran dipandang negatif, dan mereka yang menyewakan atau menjual tubuhnya sering dianggap sebagai sampah masyarakat.
Ada pula pihak yang menganggap pelacuran sebagai sesuatu yang buruk, malah jahat, namun toh dibutuhkan (evil necessity). Pandangan ini didasarkan pada anggapan bahwa kehadiran pelacuran bisa menyalurkan nafsu seksual pihak yang membutuhkannya (biasanya kaum laki-laki); tanpa penyaluran itu, dikhawatirkan para pelanggannya justru akan menyerang dan memperkosa kaum perempuan baik-baik.
Salah seorang yang mengemukakan pandangan seperti itu adalah Augustinus dari Hippo (354-430), seorang bapak gereja. Ia mengatakan bahwa pelacuran itu ibarat "selokan yang menyalurkan air yang busuk dari kota demi menjaga kesehatan warga kotanya."
Pandangan yang negatif terhadap pelacur seringkali didasarkan pada standar ganda, karena umumnya para pelanggannya tidak dikenai stigma demikian.

2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Segala sesuatu yang terjadi pasti memiliki faktor yang mempengaruhi tindakan atau kondisi tersebut. Kondisi yang kita alami sekarang merupakan hasil dari usaha kita sebelumnya. Dalam masalah ini berarti ada beberapa faktor yang mempengaruhi gepeng dan wanita malam untuk menjalani hidup mereka seperti itu. Faktor-faktornya sebagai berikut :
1.      Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor utama yang menjadi alasan mereka melakukan hal tersebut. Mereka yang awalnya memiliki kondisi ekonomi yang sangat memprihatinkan dan minimnya kemauan mereka untuk usaha lebih giat terpaksa  menjadi pengemis. Setelah mereka merasa ‘asik’ nya mendapatkan uang hanya dengan duduk dipinggir jalan dan tidak melakukan apapun, akhirnya mereka merasa nyaman dan memilih untuk melakukan hal tersebut secara berkelanjutan. Dengan melihat hal ini tak sedikit orang-orang yang merasa kurang pun ikut terjun memilih profesi ini bahkan ada diantara mereka yang memanipulasi kondisi fisik mereka hanya untuk menarik perhatian.
2.      Keluarga
Keluarga merupakan pondasi utama dari seorang individu untuk membangun masa depan yang lebih baik. Jika dalam suatu keluarga tidak ada kepedulian antar sesama anggota maka tak jarang diantara mereka akan terjerumus kedalam prostitusi. Para orang tua yang menelantarkan anak-anaknya pun menimbulkan semakin banyak jumlah gelandangan dan pengemis belia yang berkeliaran di pinggir jalan.
3.      Kepribadian
Adapula seseorang yang jika dilihat dari sisi ekonominya sudah cukup, namun karena kepribadiannya yang terus menginginkan kehidupan yang lebih dan lebih mewah lagi maka terjun ke dunia prostitusi dan menjadi wanita malam adalah salah satu kesempatan mereka untuk mendapatkan uang dalam jumlah besar dan singkat. Faktor ini kembali lagi kepada keluarga dalam mendidik anak-anak mereka.
4.      Gaya Hidup
Ada beberapa dari mereka yang mungkin berasal dari keluarga kaya raya yang tiba tiba mejalani kehidupan dengan perekonomian yang terbilang sulit. Dengan gaya hidup yang semula digelimangi oleh harta maka bukan hal yang tidak mungkin seseorang menginginkan uang dengan cepat. Namun jika orang tersebut didasari oleh kepercayaan agama yang kuat dan bimbingan orang tua yang bijaksana maka hal ini dapat dicegah.
5.      Lingkungan
Seseorang masuk kedunia prostitusi juga dapat dipengaruhi dari lingkungan sekitarnya. Jika seseorang berada ditengah tengah orang yang berprofesi sebagai wanita malam maka tidak menutup kemungkinan orang itu akan ikut masuk ke dunia prostitusi.

2.3 DAMPAK SOSIAL
Manusia merupakan makhluk sosial yang berarti manusia tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain.
Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam setiap keputusan yang diambil oleh se-seorang biasanya mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.
Pengertian dampak menurut KBBI adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang / benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi. 
Dampak sosial yang didapat sebagai gepeng dan wanita malam :
1.      Dianggap sebagai sampah masyarakat
2.      Dikucilkan dari lingkungan sekitar
3.      Tidak dianggap sebagai bagian dari keluarga
4.      Dinilai memiliki kepribadian yang kurang baik
5.      Dinilai tidak bermoral dan tidak berpendidikan




BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN DAN SARAN

Menjadi gelandangan, pengemis dan wanita malam bukanlah pilihan yang dapat dijadikan sumber penghasilan untuk kelangsungan hidup yang lebih baik. Seseorang tidak akan pernah mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan yang sempurna karena profesi ini memiliki dampak sosial yang negatif. Pendidikan dasar yang diberikan oleh keluarga merupakan inti dari keteguhan hati untuk mendapatkan sumber nafkah yang halal. Ekonomi yang memburuk dapat dikembalikan dengan cara berusaha untuk melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat dari pada mengemis dan menjual diri. Perbaiki gaya hidup dan mulai melakukan inovasi yang lebih untuk menunjang ekonomi adalah salah satu cara untuk lepas dari profesi ini.





DAFTAR PUSTAKA




1 komentar: