OPINI
MENGENAI GEPENG DAN WANITA MALAM
MAKALAH
Dibuat
Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah
Ilmu Sosial Dasar
Dosen
:
Edi
Fakhri, SS., M.Sos
Disusun
oleh :
Saviera
Andriany 56415443
PROGRAM
STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
2016
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kemudahan, sehingga saya
dapat menyelesaian makalah yang berjudul “Opini Mengenai Pengemis dan Wanita
Malam” hingga akhir.
Makalah ini telah disusun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Saya berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman yang saya miliki, kekurangan pasti masih ada dalam makalah
ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
PENYUSUN
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar...................................................................................
i
Daftar Isi............................................................................................ ii
Daftar Isi............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang..............................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................... 1
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................... 1
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................... 2
BAB II LATAR BELAKANG
2.1 Pengertian Pengemis dan Wanita
Malam......................................2
2.2 Pembahasan..............................................................................2 - 3
2.2 Pembahasan..............................................................................2 - 3
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan...................................................................................4
3.2 Saran.............................................................................................4
Daftar Pustaka.....................................................................................5
3.2 Saran.............................................................................................4
Daftar Pustaka.....................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tidak dapat dipungkiri pertumbuhan penduduk di
Indonesia semakin meningkat. Peningkatan jumlah penduduk yang tidak terbatas
ini hampir tidak memiliki dampak positif, hal ini seringkali memberikan dampak
negatif. Salah satunya di sektor ekonomi. Lapangan pekerjaan yang sangat
terbatas dan perusahaan yang semakin selektif dalam merekrut pekerjanya membuat
segelintir orang yang memiliki pengetahuan yang minim tidak mampu bersaing
dengan mereka yang berpendidikan tinggi.
Kebutuhan ekonomi yang terus meningkat mendesak mereka
melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan sesuap nasi. Tidak sedikit
diantara mereka menghalalkan berbagai macam cara untuk mendapatkan uang. Tidak
heran tingkat kejahataan di kota-kota besar di Indonesia meningkat pesat.
Banyak orang yang merasa dirugikan, namun mereka pun tak mampu berbuat sesuatu
untuk mengubah kondisi ini.
Banyak diantara mereka yang memilih untuk menjadi
pengemis bahkan tak jarang mereka memilih untuk menjadi wanita malam. Orang
banyak berpikir bahwa mudah sekali menjadi seorang pengemis, hanya dengan
memasang wajah memelas dengan baju compang-camping dan duduk berjam-jam di
pinggir jalan ramai mereka lantas mendapatkan uang. Dan sebagai wanita malam,
mereka mungkin membutuhkan keberanian yang sangat besar untuk pertama kalinya.
Itu semua mereka lakukan demi kelangsungan hidup.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Jelaskan
arti kata gepeng dan wanita malam?
2.
Apa faktor
yang menjadikan mereka sebagai gepeng (gelandangan dan pengemis) dan wanita malam
sebagai profesi mereka?
3.
Apa dampak
sosial yang mereka dapatkan dari lingkungan sekitar?
4.
Bagaimana
cara mengurangi jumlah gepeng dan wanita malam?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Menjelaskan arti kata gepeng dan wanita malam.
2. Mengetahui apa saja faktor yang membuat seseorang
menjadi gepeng (gelandangan dan pengemis) dan wanita malam.
3. Manjabarkan dampak sosial yang didapat atas profesi
mereka.
4. Menjelaskan cara mengurangi jumlah gepeng dan wanita
malam.
1.4 MANFAAT PENULISAN
1. Setelah membaca makalah ini diharapkan para pembaca
untuk tidak lagi meremehkan dan memandang para gepeng sebelah mata, walaupun
hal ini tidak dibenarkan.
2. Para pembaca dapat sedikit mengerti apa yang mereka
rasakan.
3. Menambah pengetahuan mengenai gepeng dan pengemis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN GEPENG DAN WANITA MALAM
2.1.1 GEPENG
Gepeng
merupakan singkatan dari kata gelandangan dan pengemis. Masyarakat Indonesia
secara umum sudah sangat akrab dengan akronim/singkatan “gepeng” (gelandangan
dan pengemis) tersebut yang mana tidak hanya menjadi kosakata umum dalam
percakapan sehari-hari dan topik pemberitaan media massa, tetapi juga sudah
menjadi istilah dalam kebijakan pemerintah merujuk pada sekelompok orang
tertentu yang lazim ditemui di kota-kota besar. Kosakata lain yang juga sering
digunakan untuk menyebutkan keberadaan gelandangan dan pengemis tersebut di
masyarakat Indonesia adalah tunawisma.
Apabila
kita lihat dan bandingkan dengan fenomena gelandangan dan pengemis yang terjadi
di luar negeri seperti Amerika Serikat, maka istilah yang populer digunakan di
Amerika Serikat untuk menyebutkan gelandangan dan pengemis adalah homeless.
Menurut
ketentuan Peraturan Pemerintah RI No. 31 Tahun 1980 tentang Penanggulangan
Gelandangan dan Pengemis yang dimaksud dengan gelandangan dan pengemis tersebut
adalah sebagai berikut:
·
Gelandangan adalah orang-orang yang
hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam
masyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang
tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara di tempat umum;
·
Pengemis adalah orang-orang yang
mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di muka umum dengan berbagai cara
dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain.
2.1.2
WANITA MALAM
Wanita malam atau disebut juga pelacur merupakan profesi yang menjual jasa untuk memuaskan
kebutuhan seksual pelanggan. Biasanya pelayanan ini dalam bentuk pelayanan seks. Pelacuran atau prostitusi adalah penjualan jasa seksual,
seperti seks oral atau hubungan seks, untuk uang. Seseorang yang menjual jasa seksual disebut pelacur, yang kini sering
disebut dengan istilah pekerja seks komersial (PSK).
Di
kalangan masyarakat Indonesia, pelacuran dipandang negatif, dan mereka
yang menyewakan atau menjual tubuhnya sering dianggap sebagai sampah
masyarakat.
Ada
pula pihak yang menganggap pelacuran sebagai sesuatu yang buruk, malah jahat, namun
toh dibutuhkan (evil necessity). Pandangan ini didasarkan pada anggapan
bahwa kehadiran pelacuran bisa menyalurkan nafsu seksual pihak yang
membutuhkannya (biasanya kaum laki-laki); tanpa penyaluran itu, dikhawatirkan
para pelanggannya justru akan menyerang dan memperkosa kaum perempuan
baik-baik.
Salah
seorang yang mengemukakan pandangan seperti itu adalah Augustinus dari
Hippo (354-430),
seorang bapak
gereja. Ia mengatakan bahwa pelacuran itu ibarat "selokan yang
menyalurkan air yang busuk dari kota demi menjaga kesehatan warga
kotanya."
Pandangan
yang negatif terhadap pelacur seringkali didasarkan pada standar ganda, karena umumnya para
pelanggannya tidak dikenai stigma demikian.
2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Segala sesuatu yang terjadi pasti memiliki faktor yang mempengaruhi
tindakan atau kondisi tersebut. Kondisi yang kita alami sekarang merupakan
hasil dari usaha kita sebelumnya. Dalam masalah ini berarti ada beberapa faktor
yang mempengaruhi gepeng dan wanita malam untuk menjalani hidup mereka seperti
itu. Faktor-faktornya sebagai berikut :
1. Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor utama yang menjadi
alasan mereka melakukan hal tersebut. Mereka yang awalnya memiliki kondisi
ekonomi yang sangat memprihatinkan dan minimnya kemauan mereka untuk usaha
lebih giat terpaksa menjadi pengemis.
Setelah mereka merasa ‘asik’ nya mendapatkan uang hanya dengan duduk dipinggir
jalan dan tidak melakukan apapun, akhirnya mereka merasa nyaman dan memilih
untuk melakukan hal tersebut secara berkelanjutan. Dengan melihat hal ini tak
sedikit orang-orang yang merasa kurang pun ikut terjun memilih profesi ini
bahkan ada diantara mereka yang memanipulasi kondisi fisik mereka hanya untuk
menarik perhatian.
2. Keluarga
Keluarga merupakan pondasi utama dari seorang individu
untuk membangun masa depan yang lebih baik. Jika dalam suatu keluarga tidak ada
kepedulian antar sesama anggota maka tak jarang diantara mereka akan terjerumus
kedalam prostitusi. Para orang tua yang menelantarkan anak-anaknya pun
menimbulkan semakin banyak jumlah gelandangan dan pengemis belia yang
berkeliaran di pinggir jalan.
3. Kepribadian
Adapula seseorang yang jika dilihat dari sisi
ekonominya sudah cukup, namun karena kepribadiannya yang terus menginginkan
kehidupan yang lebih dan lebih mewah lagi maka terjun ke dunia prostitusi dan
menjadi wanita malam adalah salah satu kesempatan mereka untuk mendapatkan uang
dalam jumlah besar dan singkat. Faktor ini kembali lagi kepada keluarga dalam
mendidik anak-anak mereka.
4. Gaya Hidup
Ada beberapa dari mereka yang mungkin berasal dari
keluarga kaya raya yang tiba tiba mejalani kehidupan dengan perekonomian yang
terbilang sulit. Dengan gaya hidup yang semula digelimangi oleh harta maka
bukan hal yang tidak mungkin seseorang menginginkan uang dengan cepat. Namun jika
orang tersebut didasari oleh kepercayaan agama yang kuat dan bimbingan orang
tua yang bijaksana maka hal ini dapat dicegah.
5. Lingkungan
Seseorang masuk kedunia prostitusi juga dapat
dipengaruhi dari lingkungan sekitarnya. Jika seseorang berada ditengah tengah
orang yang berprofesi sebagai wanita malam maka tidak menutup kemungkinan orang
itu akan ikut masuk ke dunia prostitusi.
2.3 DAMPAK SOSIAL
Manusia merupakan makhluk sosial yang berarti manusia tidak dapat hidup
tanpa adanya bantuan dari orang lain.
Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam
setiap keputusan yang diambil oleh se-seorang biasanya mempunyai dampak
tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.
Pengertian dampak menurut KBBI adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan
akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul
dari sesuatu (orang / benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik
atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang
dipengaruhi.
Dampak sosial yang didapat sebagai gepeng dan wanita malam :
1. Dianggap sebagai sampah masyarakat
2. Dikucilkan dari lingkungan sekitar
3. Tidak dianggap sebagai bagian dari keluarga
4. Dinilai memiliki kepribadian yang kurang baik
5. Dinilai tidak bermoral dan tidak berpendidikan
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DAN SARAN
Menjadi gelandangan, pengemis dan wanita malam
bukanlah pilihan yang dapat dijadikan sumber penghasilan untuk kelangsungan
hidup yang lebih baik. Seseorang tidak akan pernah mendapatkan kepuasan dan
kebahagiaan yang sempurna karena profesi ini memiliki dampak sosial yang
negatif. Pendidikan dasar yang diberikan oleh keluarga merupakan inti dari
keteguhan hati untuk mendapatkan sumber nafkah yang halal. Ekonomi yang
memburuk dapat dikembalikan dengan cara berusaha untuk melakukan sesuatu yang
lebih bermanfaat dari pada mengemis dan menjual diri. Perbaiki gaya hidup dan
mulai melakukan inovasi yang lebih untuk menunjang ekonomi adalah salah satu
cara untuk lepas dari profesi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus