Senin, 10 Oktober 2016

4:48:00 AM

Globalisasi memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat dunia. Semua orang saling berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan hidupnya masing-masing, khususnya dikota Metropolitan. Hampir seluruh kota-kota besar diseluruh dunia menjadi kota yang tak pernah tidur. Aktivitas ditengah kota yang sangat padat menjadi penyebab utama keramaian tengah kota, hal ini membuktikan kegiatan penduduk kota yang tak mengenal waktu. Pekerjaan yang memakan waktu kian menimbulkan kepenatan. Hal ini membuat banyak penduduk kota yang mencari hiburan ditengah kesibukan yang melanda.


Memilih sinema sebagai hiburan sesaat ditengah kegiatan yang menumpuk sekiranya sangat efektif karena tidak memakan waktu yang lama dan juga tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk menonton sebuah sinema. Menyaksikan sinema bersama rekan, keluarga ataupun sendiri menjadi salah satu hiburan yang paling pas ditengah kota yang padat.

Secara harfiah sinema(film) adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + thos = phytos (cahaya) + graphie = grhap (tulisan / gambar / citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya.

Perkembangan film memiliki perjalanan yang cukup panjang hingga pada akhirnya menjadi film seperti film dimasa kini yang kaya akan efek dan sangat mudah didapatkan sebagai media hiburan. Perkembangan film dimulai ketika digunakannya alat kinetoskop temuan Thomas Alfa Edison yang pada masa itu digunakan leh penonton individual, film awalnya masih bisu dan tidak berwarna. Hingga pada tahun 1927 teknologi sudah cukup mumpuni untuk memproduksi film bicara yang dialognya dapat didengar secara langsung, namun masih hitam putih.


Diera ini terdapat ragam film yang diputar, adapun film yang mengadopsi dari kisah nyata, novel ataupun karya tulis lainnya. Keanekaragaman film yang diproduksi inilah yang membuat film menjadi salah satu hiburan yang paling dicari karena semua jalan cerita atau alurnya berbeda antara film yang satu dengan yang lain. Sehingga rasa bosan yang muncul dalam menonton film sangat sedikit.





Sumber :

https://www.wikipedia.org/
http://www.revistaapolice.com.br/2016/02/o-mercado-de-seguros-encontra-a-setima-arte/ - Gambar

0 komentar:

Posting Komentar