Bukan sepucuk surat cinta yang akan tertulis, hanya ungkapan hati yang pernah teriris.
Seperti angin yang berhembus, cepat dan tak terlihat namun tetap terasa. Hari yang berlalu begitu cepat, seakan waktu mengejar suatu hal. Semoga waktu yang berlalu merupakan waktu yang bernilai.
Desember kelabu, semoga hanya aku yang merasakan itu. Bulan terakhir yang selalu dinanti, tidak bagiku. Seperti ingin mengulang masa itu, ketika waktu masih seindah dulu. Kebahagiaan seperti selimut yang menghangatkan kini hilang seiring berjalannya waktu. Senyum memudar seperti enggan menyambut tahun yang kan berganti. Hati pun gusar, terus bertanya apa yang akan terjadi? Hanya waktu yang kan menjawab, namun seakan waktu tak pernah seiring dengan harapan.
Menghentikan waktu seperti sebuah mimpi. Hal yang tidak mungkin terjadi masih menjadi harapan namun mulai terkikis. Seperti sebuah luka yang tak terobati, hari kian memburuk. Berdoa kepada sang Ilahi mengharapkan keajaiban datang mengubah segalanya. Bisakah? Bisakah hati yang terluka melupakan segalanya?
Andai saja perubahan itu ada. Canda tawa kan mewarnai hari, namun yang terjadi hanya amarah yang menyelimuti.
Semoga desember menjadi bulan yang membahagiakan. Berharap bulan terakhir ini penuh dengan ketenangan, kesenangan dan kebahagiaan.
0 komentar:
Posting Komentar