BODOH!
Aku memang terlalu bodoh, aku adalah orang terbodoh dari para orang bodoh. Aku adalah orang yang paling tidak berguna di sini, di dunia ini. Mungkin Allah memang telah menciptakan setiap umatnya dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, Tak ada suatu hal pun yang di ciptakan Allah yang tidak memiliki kegunaan. Allah maha sempurna. Tapi entah mengapa sebagai makhluk ciptaan Allah, aku merasa menjadi makhluk yang tidak berguna di dunia ini. Mungkin karena kebodohanku.
Entah aku memang yang ditakdirkan menjadi orang bodoh atau aku sendiri yang memilih menjadi orang bodoh. Tapi aku bersumpah, aku telah berusaha untuk berubah. Dulu aku pernah menyadari kebodohan ku, aku sudah bertekad untuk berubah, berubah menjadi orang yang lebih berguna disini. Tapi sekali lagi entah aku memang tidak memiliki tekad yang cukup kuat atau aku memang ditakdirkan untuk menjadi seperti ini. Aku gagal. Seringkali aku mencoba, tidak hanya sekali namun berulang kali. Tapi tetap saja usahaku selalu gagal. Ada saja hal yang membuatku merasa "untuk apa aku berubah, jika tak ada seorang pun yang merasa aku telah berubah?" Maka aku kembali menjadi orang bodoh, orang yang tidak berguna. Ingin ku untuk menjadi orang kebanggaan, setidaknya kebanggaan bagi keluarga ku sendiri. Tapi selama aku hidup tidak ada yang dapat dibanggakan dari diriku, itu yang mereka bilang. Sering aku berpikir, jikalau Allah tidak membuat peraturan bahwasannya bunuh diri bukan perbuatan yang hina dan menambah dosa mungkin sudah bertahun tahun lalu aku berada sendiri di lubang itu. Astagfirullah.
Aku tak bermaksud untuk menghilang-hilangkan nikmat yang telah Allah beri. Hanya saja aku merasa terlalu lelah. Aku membutuhkan pundak. Bahkan didunia yang seluas ini aku tak tahu harus bersandar pada pundak siapa.
Siapa yang harus disalah kan? siapa yang harus bertanggung jawab? aku? Apakah ini semua murni kesalahanku? apakah yang terjadi pada ku ini bukan pengaruh dari 'keutuhan' itu? TIDAK. Memang seharusnya hanya aku yang menanggung semua ini.
Ya, aku ingat, perkataan itulah yang selalu membuatku mengurungkan niat hati ku untuk berubah menjadi orang yang lebih berguna. Perkataan itu tak pernah sedikitpun memotivasiku untuk berubah menjadi orang yang dibanggakan. Perkataan itu hanya semakin membuat aku merasa terpuruk didalam lubang yang mungkin aku buat sendiri.
Mungkin aku memang memiliki gangguan jiwa seperti yang dibilangnya. Tapi entah mengapa hatiku sedikit tenang setelah aku menulis. Bahkan setelah aku menangis sampai air mata terakhir ku pun tetap saja aku tidak mendapat ketenangan hati seperti setelah aku menulis.
0 komentar:
Posting Komentar