Ujian
Nasional biasa disingkat UN adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar
dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar
daerah. Ujian nasional (UN) menjadi elemen penting dalam menentukan kelulusan
dan juga menjadi tolak ukur keberhasilan pendidikan. Dari perolehan nilai pada
ujian nasional kita dapat melihat gambaran kemampuan siswa di bidang akademik. Bukan
hanya itu, ujian nasional juga menjadi momen sakral yang sangat menegangkan
bagi sebagian siswa. Menurut sebagian siswa, ujian nasional menjadi momen
sakral dikarenakan masa pembelajaran mereka ditingkat menengah atas selama 3
tahun ditentukan keberhasilannya hanya dalam waktu 3 hari, adapula standar
kelulusan yang kian meningkat setiap tahunnya juga menjadi salah satu faktor.
Ujian nasional tidak semestinya
menjadi patokan utama dalam menentukan keberhasilan siswa. Pengaruh ujian nasional sebagai penentu kelulusan
siswa sebenarnya tidak sesuai. Ada beberapa faktor yang membuat saya
berpendapat demikian.
Faktor pertama, ujian nasional mengujikan
beberapa mata pelajaran sebagai penentu. Padahal dalam kenyataannya, siswa
tidak hanya diajarkan materi tersebut. Misalnya pendidikan kewarganegaraan
(PKN) dan Agama, kedua pelajaran tersebut diajarkan oleh para guru disekolah
tetapi tidak masuk kedalam daftar pengujian di ujian nasional sebagai penentu
kelulusan sedangkan selama ini tujuan kita belajar untuk meraih kelulusan. Jadi
untuk apa kita mempelajari materi lain sedangkan faktanya yang menjadi penentu
kelulusan kita hanya beberapa materi? Mengapa kita tidak difokuskan hanya
kepada materi yang diujikan di ujian nasional?
Faktor kedua, pengaruh ujian
nasional sebagai penentuan kelulusan masih terlalu besar, dengan diambilnya
perhitungan 60% hasil ujian nasional dan 40% hasil ujian sekolah. Padahal belajar
tidak dapat dilihat hanya dari materi yang diujikan di ujian nasional. Bagaimana
jika pada saat melaksanakan ujian nasional siswa sedang mengalami masalah
pribadi seperti masalah dengan keluarga atau bahkan sedang sakit, tentu saja siswa
tidak akan dapat mengerjakan soal-soal ujian nasional dengan baik. Hal itu
dapat menimbulkan nilai yang minim bahkan ketidaklulusan. Bagaimana bisa, usaha
siswa selama 3 tahun hanya ditentukan oleh ujian nasional yang berjalan selama 3
hari. Jika dalam ujian nasional siswa dinyatakan tidak lulus, itu berarti
sia-sia saja siswa belajar selama 3 tahun.
Faktor ketiga, pihak penyelenggara
atau pengawas tidak mengetahui keseharian siswa disekolah. Sebenarnya, guru
adalah orang yang paling mengerti bagaimana sikap, prestasi dan tingkah laku
siswa disekolah maupun dikelas. Banyak siswa yang berprestasi yang akhirnya
tidak lulus hanya karena gagal dalam melaksanakan ujian nasional, dan belum
tentu kegagalannya dikarenakan ketidakmampuannya dalam mengerjakan soal, bisa
saja kegagalannya akibat kesiapan mentaln yang kurang dalam menghadapi ujian
nasional. Hal ini berkaitan dengan sedikitnya kepercayaan pada guru untuk
mengawasi siswanya dalam menghadapi ujian nasional. Banyak orang mengatakan
bahwa setiap ujian hanya tergantung pada isi tempurung kepala, saya sangat
tidak setuju dengan pendapat ini. Tidak semua siswa akan bersikap sama ketika
dihadapi dengan situasi yang sulit, ada beberapa siswa sensitif yang akan
merasa takut berlebih ketika dia mendapat teguran dari pengawas ujian nasional,
ketakutan berlebih itu pula yang dapat mempengaruhi hasil ujian nasional. Kebanyakan
pengawas ujian nasional tidak tahu dan mungkin tidak ingin tahu apakah siswa
yang diawas oleh mereka jujur atau tidak. Pengawas akan bersikap subjektif pada
para siswa. Misalnya ada seorang siswa berprestasi yang sangat gugup dalam
menghadapi ujian nasional sehingga dapat menimbulkan gerak-gerik yang mencurigakan,
hal ini akan memancing pengawas untuk menegur siswa tersebut, teguran itu hanya
akan menambah beban bagi siswa tersebut. Sedangkan ada pula siswa yang terlihat
santai padahal dia melakukan kecurangan dan tidak ditegur oleh pengawas. Hal tersebut
hanya dapat menurunkan mental siswa.
Seharusnya keputusan kelulusan siswa
bukan ditentukan oleh hasil ujian nasional melainkan pihak sekolah yang lebih
tahu bagaimana sikap dan prestasi setiap siswanya. Seharusnya beri kesempatan
kepada pihak sekolah untuk menentukan siapa yang pantas lulus. Dari tiga faktor
diatas juga dapat disimpulkan bahwa ujian nasional tidak dapat dijadikan tolak
ukur utama untuk menentukan kelulusan siswa.
Writen by Saviera Andriany
Contoh essay tentang Ujian Nasional
0 komentar:
Posting Komentar